“Aku pingin jadi
wanita sukses, supaya aku bisa mewujudkan impianku memberangkatkan Amaq dan
Inak ke Mekkah menunaikan haji bersama-sama denganku.. Oh mungkinkah..” Sepenggal harap terlintas dalam hatinya kala ia sedang asyik duduk
manis di beranda asrama tempat tinggalnya, matanya yang bening terus menatap tajam
ke depan melihat indahnya daun padi yang tumbuh di pematang sawah yang berada tak
jauh di hadapannya, padi yang masih berwarna hijau itu terlihat menari-nari
mengikuti irama angin sepoi-sepoi yang melambaikannya, meskipun terkesan sederhana
tapi pemandangan sore itu cukup menakjubkan.
“Dek Rohmi, kok
bengong aja, sekarang kan giliran Dek Rohmi yang masak.” sebuah suara lembut yang bersumber dari Raudah seketika membuyarkan
lamunannya. “Oh iya kak, santai aja, ini kan masih jam 4 kak”. Sahut
wanita asal Sembalun itu setelah sempat terkejut, tapi ia segera bergegas bergabung
dengan teman satu tim untuk menghidangkan menu makan malam.
Sembari menanti
menjelang tibanya waktu senja, semua santriwati di asrama putri ponpes mempunyai
kesibukan masing-masing. Diantara mereka ada yang sibuk membaca buku, seperti
Azizah dan Hayati. Ada yang sibuk memasak seperti Rohmi cum suis. Santriwati
yang sudah bersatus mahasiswi setiap harinya disibukkan dengan tugas kuliah. Santriwati
yang lainnya membentuk kelompok diskusi (entah apa yang dibicarakan, muzakarah
pelajaran ataukah muzakarah pacaran :D). Bahkan ada juga yang diam-diam
telponan (ga tau telponan sama siapa, sama orang tua atau si doy) kalau yang
ini mah kerjaan rutinitasnya si Susika kalau Ustadz Syamsul lagi tidak
mengawas. Yang jelas di sana tidak terlihat pasangan yang sedang bergeriliya
mencari kutu kepala (kebiasaan kaum Hawa kalo lagi kurang kerjaan –jobles-).
ƗƗɐƗƗɐ ƗƗɐƗƗɐ…
Seperti itulah
kira-kira deskripsi suasana yang terjadi di asrama putri Ponpes Darul Kamal
yang masih plat XX itu. Para penghuni kelihatannya lebih ceria dan gembira
dengan asrama baru mereka, hari-hari yang mereka lalui disambutnya dengan muka
yang lebih cerah daripada sebelumnya ketika masih di eks-asrama lama sebelum
dialokasi.
Ya, belum lama
ini, Alhamdulillah Ponpes Darul Kamal sudah berhasil mewujudkan harapan para wali
murid. Sebelumnya banyak para orang tua dari luar kampung yang hendak menyetor
putri-putrinya ke pesantren, sayangnya niat mereka sering terurungkan karena di
Ponpes belum ada asrama putri yang memadai.
Nah setelah ada
rezeki yang cukup dan menemukan lahan yang cocok, segera pengurus ponpes
mendirikan Asrama khusus untuk putri. Tidak membutuhkan waktu lama untuk itu,
berkat semangat gotong royong warga Kembang Kerang, bangunan asrama itu
sekarang sudah berdiri dengan kokoh dan tentu saja MEWAH (MEpet saWAH). Letaknya
tidak jauh dari bangunan utama Ponpes.
Untuk saat ini
bangunan asrama tersebut masih terdiri dari 4 kamar, ukuran setiap kamar cukup
besar, kapasitasnya bisa menampung hingga maksimal tujuh orang. Santriwati yang
mendiami asrama sendiri masih berjumlah 26 orang, jumlah itu didominasi oleh
santriwati yang sedang menimba ilmu di Madrasah Aliyah, sisanya siswi SMK dan
mahasiswi STAI. Mudah-mudahan ke depannya bisa dibangun lagi ke atas, untuk
mengansitipasi Boming santriwati untuk tahun ajaran berikutnya.. hehe Amin..
Untuk
mengontrol, membina, mengayomi, menjaga sekaligus memberi pendidikan kepada
mereka, pengurus Ponpes telah menyediakan pengasuh khusus. Dimana posisi itu
untuk sementara dipercayakan kepada Ustadz Syamsul Wathani, S.Th.I, ustadz muda
lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tugas untuk
membimbing anak perempuan memang cukup berat, lebih berat dibandingkan
membimbing anak laki-laki. Diantara tugas yang harus ditunaikan Pembina asrama
adalah: menginstruksikan anak asuhnya supaya giat belajar, selalu mengikuti
pengajian di Pesantren, menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga mereka dari
gangguan kaum Adam. Insyaallah ke depannya anak-anak bisa diberikan
kegiatan-kegiatan bermanfaat yang sifatnya mengembangkan bakat, seperti Quran
memorizing, termasuk juga ada rencana menerapkan bilingual area supaya
mereka cakap dalam berbahasa Arab dan bahasa Inggris.
Jadi mulai dari
sekarang, teman-teman yang dari jauh tidak perlu ragu lagi untuk datang
menuntut ilmu kesini, sudah disediakan tempat tinggal yang bagus dan tentunya MEWAH
(apaan itu mewah?).
Sedangkan asrama
khusus putra juga memang sudah ada, tapi masih tidak memadai untuk banyak anak.
Insyaallah kita akan buatkan juga secepat memungkinkan. Bahkan ponpes
berkeinginan untuk membangun bangunan asrama yang besar, sehingga seluruh
santri maupun santriwati semuanya disuruh mondok tanpa terkecuali, karena
itulah arti sebenarnya dari Pondok Pesantrian sebagai tempat mondoknya seluruh
santri yang belajar. Jadi kita bergerak step by step, awalnya kita
prioritaskan untuk wanita dulu yang lebih penting, karena santri laki-laki bisa
dengan mudah mencari tempat tinggal di sini.
Terakhir kami memohon
doa kepada semua pihak, semoga anak-anak yang diamanatkan kepada kami bisa kami
jaga dengan sebaik mungkin terutama yang ada di asrama putri ini yang sudah
datang dari jauh-jauh, mudah-mudahan kami bisa memberi nutrisi ilmu-ilmu agama
Islam yang banyak sesuai dengan niat mulia mereka datang kemari. Mereka adalah
calon wanita hebat yang peran mereka sangat dibutuhkan demi nasib bangsa kita
di masa depan. Bukan sebagai wanita pendosa yang tidak saja membuat dosa untuk
dirinya sendiri, tapi sebagai fitnah yang menjerumuskan kaum lelaki dengan
godaanya, seperti halnya banyak wanita yang kita lihat sekarang.
المرأة عماد البلاد إذا صلحت صلح البلاد وإذا فسدت فسد
البلاد
“Wanita itu
tiang negara, apabila wanitanya baik maka negara pun akan baik, namun bila
wanitanya jelek maka negara pun akan jelek”. Oh,
betapa Islam menjadikan wanita sebagai bagian yang sangat istimewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar