Selasa, 07 Mei 2013

Suara Ketua OSIM Madrasah Aliyah NW Darul Kamal Kembang Kerang



Berawal dari rapat mendadak yang dipionir anak-anak drumband pada suatu saat jam istirahat sekolah, aku mulai menyadari kembali. Sebenarnya pertemuan yang diselenggarakan pagi itu berbasis rapat khusus grup drumband, tapi Pak Taki yang posisinya sebagai Pembina ekstrakulikuler drumband mengikutsertakanku selaku ketua OSIM dalam rapat itu, however ketua OSIM mempunyai tanggung jawab dan keterlibatan pada seluruh kegiatan yang ada di Madrasah.
Dalam rapat itu beliau hanya sedikit membahas yang kaitannya dengan drumband, malah lebih menyoroti kinerja OSIM organisasi kesiswaan yang pada saat ini aku handle. Ya, OSIM di sekolah kami yang selama bertahun-tahun terakhir seakan telah mati suri termasuk saat berada di bawah kepemimpinanku. Lalu dengan gaya bicara khasnya dengan lembut tapi ada energi kuat yang ditangkap siapapun lawan bicaranya, aku sebagai ketua OSIM benar-benar merasa kena semprotan keras dari Pak Taki.
Aku akui, bahkan memang dari jauh sebelumnya aku sudah sadar kalau aku ini sosok ketua OSIM yang payah, ngurusin diri sendiri aja gak becus (baca: tidak mempunyai self leadership), apa lagi mengurus yang beginian. Tanggung jawab mengendalikan OSIM tidak boleh diremehkan bisa dibilang sangat berat, beberapa bulan lalu saat dipercayai menduduki jabatan itu, aku sedikit segan, sebenarnya aku sudah menyatakan komplain, tapi pada akhirnya dengan dorongan dari headmaster aku menerima saja, itung-itung belajar.
Selama kepemimpinanku tidak sepenuhnya benar orang yang bilang program OSIM ini tidak berjalan. Sejujurnya, pertama-tama semenjak menjabat ketua OSIM aku bekerja keras untuk merubah diriku sendiri terlebih dahulu, membuang jauh-jauh bad habbit yang selama ini melekat Barulah setelah itu aku selalu memutar otak setiap saat untuk membuat gebrakan-gebrakan baru buat OSIM, sayangnya aku bukan pemikir cerdas yang bisa memunculkan ide-ide cemerlang dan bukan pekerja keras yang bisa menjalankan program kerja sebagaimana mestinya.
Jadi fase selanjutnya yang willy nilly harus aku lakukan adalah merangkul semua teman-teman agar terbentuk teamwork yang baik, dengan kerja sama dan berbagi tugas semua akan menjadi mudah dan ringan, aku bukan Superman atau alien dari planet lain yang bisa melaksanakan tugas-tugas yang menumpuk sendirian tanpa bantuan, mungkin salah satu alasannya “Alwájibat aktsaru minal auqát” (waktu yang kita miliki tidak sepadan dengan tugas-tugas yang banyak).
 Apalagi aku kaku untuk membagi tugas dengan teman-temanku (sifat yang tidak semestinya dimiliki pemimpin, karena seorang pemimpin berhak memerintahkan bawahannya), sering juga aku punya ide-ide kerja tapi aku canggung untuk merepotkan teman-temanku untuk diajak kerja.
Sampai pada akhirnya, tidak lama ini aku sudah bisa merangkul beberapa teman-temanku yang sangat baik, meskipun banyak teman-teman lain yang bengelnya minta ampun. Anggap saja Muhyid, Muhib, Huda dan Yusi yang bisa saja kuajak bekerja lembur semalam penuh, ada juga Anwar dan Muiz si Limbad yang bisa diandalkan kekuatan supernya, sayangnya kalo penyakit ngambeknya kumat jadi berabe. Haha. (teman yang gak kena mention, jangan tersinggung ye!)
Dengan modal spirit juang beberapa temanku itu, mudah saja aksi memajukan OSIM secara drastis dimulai. Segala ide dari masing-masing dikumpulkan dan diaplikasikan secara bersama dan semuanya yang dulunya tidak mungkin akan menjadi mungkin. Inilah arti dari proses, aku bukan Raja Midas yang menurut mitos Yunani Kuno segala yang disentuh olehnya akan menjelma menjadi emas bahkan kotoran sekalipun.
Tapi sayangnya mengapa di saat temanku sudah berapi-api dan OSIM siap tancap gas, malah aku sendiri yang mulai drop melemah, kenapa rasa keputus-asaanku mulai muncul. Namun ini terjadi bukan tanpa alasan
Aku sempat kesal karena beberapa faktor, anggap saja karena sering kekurangan dana, padahal dana itu kan jadi bahan bakar untuk menjalankan roda program kerja, tanpa dana kita takkan bisa kemana-kemana. Disamping itu, aku sering risih setiap ada kasus-kasus kenakalan di dalam maupun di luar sekolah yang melibatkan temanku (padahal kenakalan remaja anak SMA sudah jadi issu klasik di sekolah manapun), aku juga mulai sering tersinggung setiap ada masalah muncul aku yang dikambing hitamkan (resiko yg lazim ditanggung itu mah), awalnya teman-teman sinis yang bilang “mana nih ketua OSIM?” atau sarkasme lainnya, kuanggap sebagai kata yang sangat kusenangi untuk melejitkan semangatku, tapi lama-kelamaan aku gerah juga mendengar sabda-sabda mereka itu. Aku mau melempar handuk saja, toh juga satu bulan lagi semester ini akan berakhir biarkan semuanya berakhir sebelum waktunya.
Yah, aku memang sudah lemah untuk melanjutkan. Tapi, akal sehat dan hatiku yang terkecil menyayangkan sikapku yang seperti ini, kenapa sudah menyerah? Ku sumpah serapah diriku yang melarikan diri dari amanat. Satu-satunya cara yang kukira bisa rebuild my spirit adalah dengan mendapatkan suntikan motivasi.
Dan Pak Taki datang pada saat yang tepat, “Niaz (nickname), mau kemana? Drumband mau rapat, ikut yuk!” sapa beliau saat aku hendak mau mencari makan, kukira beliau yang ramah iseng-iseng menawarkanku ikut rapat tertutup itu. Ternyata beliau serius ingin aku hadir. Dan di sanalah, di ruang kerjaku yang sudah lama tak ku pakai lagi untuk bekerja aku dikuliti oleh suara beliau. Wkwkw lebayy..
Di saat giliran beliau yang menyampaikan suara-suaranya, di sinilah aku mendapatkan banyak suntikan motivasi. Inilah saatnya, memang waktuku tak lama lagi (apaan kayak mau ke alam sana aja, hikz hikz), tapi akan kumanfaatkan seefisien mungkin. Untuk tahun ajaran berikutnya sepertinya aku sudah tidak diperkenankan lagi menjadi ketua OSIM, dan memang seharusnya aku harus mundur, biarkan nanti kuserahkan ke adik-adik kelas untuk me“LANJUTKAN IKHTIAR”. Namun walaupun posisiku sudah terkudeta, aku akan tetap bekerja lebih keras lagi untuk membayar kebodohanku selama ini, mengusung dari belakang kayaknya lebih baik.
SUDAH SAATNYA MADRASAH ALIYAH DARUL KAMAL MAMPU BERSAING BERSAMA JAJARAN SEKOLAH-SEKOLAH MAJU. GUNG HO!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar