Kamis, 30 Januari 2014

HUT Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang Kerang


Tiga dekade silam, tepatnya pada tanggal 13 Rabi’ul Awwal 1406 H, bertepatan dengan peringatan Maulidurrasul merupakan hari yang amat bersejarah bagi Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang-Kerang. Dimana peletakan batu pertama Pondok Pesantren tercinta bersempena dengan hari yang agung itu.
Maka pada tanggal yang sama, hari Rabu 13 Rabi’ul Awwal 1435 H yang jatuh pada 15 Januari 2014 ini, segenap keluarga besar Darul Kamal bergembira merayakan Hari Ulang Tahunnya. Mensyukuri karunia Allah SWT, sebab atas izin-Nya lah Darul Kamal dapat berkiprah hingga menapaki usia yang ke-29 tahun.
Acara Pengajian

Setelah melalui serangkaian acara apatizer menjelang tiba Hari H, berupa sejumlah event seperti karnaval perlombaan (untuk menghibur dan meningkatkan kreatifitas santri); pawae alegoris; dan khitanan massal. Pada acara inti, ribuan masyarakat berduyun-duyun sowan ke lokasi jantung Desa Kembang-Kerang (Lombok Timur), menghadiri acara tasyakuran Hultah PP. Darul Kamal ke-29 yang dirangkai dengan Haplah Maulid Baginda Rasulullah . Tujuan utama kedatangan para jama’ah tak lain niat mulia berkumpul di Majelis Ilmu mendengarkan pengajian Maulid, pencerahan dari tokoh agama mengenai sosok Rasulullah yang diharapkan dapat menyemai rasa cinta (mahabbah) kepada beliau, shallalláhu ‘alaihi wa ‘alá álihí wa shahbihí wa sallam.
Muhadharoh TGH. M. Ruslan Zain
Pengajian pertama sekaligus sambutan disampaikan langsung oleh Sháhibul Bayt, Murobbi Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang-Kerang; Al-Mukarram TGH. M. Ruslan Zain An-Nahdly.
Dalam ceramah yang beliau sampaikan, beliau mengajak semua jama’ah untuk bersyukur banyak-banyak. Kenapa harus bersyukur? Lagi beliau mengajak untuk ber-‘ibrah, merenungi betapa banyak karunia yang telah Allah berikan.
Beliau menyitir isi kitab Al-Futúhát Al-Madaniyyáh buah tangan Syaikh Al-‘Allámah Nawawi bin Umar Al-Bantani. Dalam kitab tersebut diuraikan ada sekitar tujuh puluh unsur-unsur iman yang mesti dilengkapi oleh setiap orang Mu’min agar imannya dapat dikatakan sempurna. Satu diantaranya yaitu al-I’tibar, merenungi kekuasaan Allah ‘Azza wa jalla dalam proses penciptaan seluruh alam semesta, termasuk diantaranya merenungi rentetan proses metamorfosa manusia.
Allah SWT menciptakan Adam selaku manusia pertama dari tanah, selanjutnya anak cucunya diciptakan dari setetes mani, mani tersebut berubah dari satu keadaan menjadi keadaan yang lain selama sembilan bulan berada dalam rahim, sehingga terlahirlah ke dunia dalam bentuk sempurna (lihat QS. Al-Hajj: 5). Setelah lahir, ia terus mengalami perubahan demi perubahan. Dengan kasih sayang Allah diberikannya hati sebagai processor, akal untuk berpikir, pendengaran yang tajam, penglihatan yang terang, penciuman akan aroma, perasa kelezatan, sentuhan halus, lidah untuk berbicara, anggota badan yang patuh, dua tangan untuk bekerja, dua kaki untuk berjalan. Kemudian Allah menganugerahkan berbagai macam keterampilan, bercocok tanam, jual-beli, dan bertindak dalam segala sisi kehidupan. Allah menundukkan semua yang ada di bumi daripada flora dan fauna, semuanya untuk kemaslahatan manusia.
Sebagaimana hal bertahap-tahapnya proses kejadian manusia, begitupula gambaran proses fluktuatif perjalanan yang telah dilalui Darul Kamal sejauh ini, hingga saat yang terlihat sekarang telah menjadi salah satu pusat dan mercusuar ilmu di pulau Lombok, mempunyai bangunan yang cukup bagus walau tak terlalu megah, memiliki lembaga pendidikan yang komplit dari tingkat kanak sampai perguruan tinggi. Tentunya dalam proses mewujudkannya tak luput dari berbagai rintangan, melalui fase-fase sulit dan ujian yang tidak ringan. Akan tetapi Bi nashrilláh ini semua menjadi kenyataan, tanpa pertolongan Allah, sedikitpun tak akan ada. Alláhu Akbar, wa lilláhil hamd !!
Kemudian dalam peringatan Maulid, tak ketinggalan beliau menyerukan untuk memaknai peringatan ini dengan baik. Rasulullah adalah teladan yang komprehensif dalam segala hal, tak hanya dalam hubungan dengan Allah, dalam hubungan sesama manusia beliaulah yang patut dijadikan sebagai referensi. Beliau mengajarkan bagaimana meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Rasululullah harus dijadikan contoh dalam berbagai hal. Dalam berbisnis misalnya, karena sejak usia remaja beliau menggeluti bidang ini. Mencotohi kehidupan rumah tangga beliau, bagaimana beliau membina rumah tangga yang baik dengan istri-istri. Dalam menjadi pemimipin, kecerdikan beliau luar biasa saat mengatur strategi.
Pengajian TGH. Habib Thantowi
Pengajian kedua dibawakan oleh Al-Mukarram TGH. Habib Tanthowi, mu’assis PP. Darul Habibi Paok Tawah Praya Lombok Tengah. Beliau membuka ceramah dengan membacakan sepenggal hadits Rasulullah yang memberikan khabar gembira kepada seluruh hadirin:
مَنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ, وَمَنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka.”
Oleh karena itu, beruntunglah para jamaah jika memanfaatkan perkumpulan ini dengan banyak-banyak berdzikir dan bersholawat.
Selanjutnya beliau membicarakan esensi Pondok Pesantren selaku lembaga pendidikan erat sekali kaitannya dengan misi kedatangan Rasulullah , yakni untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Disini diperlukan peran pendidik (guru-guru yang mengabdi di PP.) untuk mendidik anak didiknya dengan cara yang benar sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah .
إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
Memang benar metode beliau dalam mendidik umatnya, dengan penuh kasih sayang sejatinya seorang ayah kepada anak kandung sendiri. Maka oleh karena itu, para guru mesti memperlakukan anak didiknya persis seperti anaknya sendiri, dalam mengajarkan ilmu maupun membimbingnya untuk berakhlak yang baik, seorang guru harus mencurahkan perhatian yang besar bagi muridnya. Beliau tidak membenarkan metode pendidikan dengan kekerasan, atau kerap memarahi anak didik sembarangan. Dalam hadits:
لا تبغضوا أطفالكم
Begitupun bagi para murid, beliau menasihati para santri-santriwati agar memberikan pernghormatan yang sangat tinggi kepada gurunya. Karna di masa ini banyak sekalai dijumpai murid yang tak beradab pada gurunya. Dari segi hasil akhir, lebih bagus hasil santri yang ketika belajar otaknya kurang cerdas akan tetapi  berkhidmat pada guru. Daripada santri yang pintar tapi tak berakhlak baik kepada guru, ia tak akan mendapatkan keberkahan ilmunya. Beliau mengutip petuah Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki:
الطالب عندي من يتعلم ويخدم, ومن خلص في خدمته يفتح الله عليه
“Yang dikatakan murid menurutku adalah seseorang yang belajar sekaligus berkhidmat. Barangsiapa yang tulus dalam berkhidmat, maka Allah akan membukakan baginya pintu kebaikan.”

Akhirnya kita berharap di usia yang ke-29 tahunnya ini, Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang Kerang akan semakin baik selaku penerima estafet dakwah, untuk menyebarkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Baginda Rasulullah . Terus berdedikasi tinggi untuk umat dengan ikhlas. Serta mencetak kader-kader penyebar agama Islam yang kaya ilmunya dan berakhlakul karimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar