Kamis, 30 Januari 2014

Conferensi Internasional Islam 2014 di Pondok Pesantren Darul Kamal NW Kembang Kerang Lombok Timur



Alhamdulillah, Pondok Pesantren Darul Kamal NW Kembang dipercayakan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Conferensi Internasional Islam. Sabtu (1/2/2014) besok, Darul Kamal Insyaallah akan kedatangan Kedubes Sudan di Indonesia dan sejumlah cendikiawan Muslim dari luar dan dan dalam negeri untuk menjadi narasumber dalam seminar Internasional yang bertema “Masa depan Dunia Islam antara tantangan dan harapan” .
Pembicara dalam konferensi ini antara lain:
1.      Prof. Dr. Hassan Abbas Hassan (Rektor Universitas Omdurman Sudan)
2.      Dr. Abdullah Al Rahim Rahim Al Sidiq (Duta Besar Sudan untuk Indonesia)
3.      Prof. Dr. At-Tayyib Muhammad Attayyib (Dekan Fakultas Farmasi)
4.      Dr. Abdul Karim Al-Makki (Direktur Eksekutif Universitas Islam Omdurman Sudan)
5.      Dr. KH. Burhanuddin, MA (Ketua Presidium Forum Dosen Perguruan Tinggi NTB)
6.      Prof. Dr. Muhammad Ghaib Al-Warraq, (Dekan Fakultas Bahasa Arab)
7.      Prof. Dr. Abdul Maula Attahir Al-Majdi (Dekan Fakultas Dakwah)
8.      Dr. Muhammad Ahmad Abdul Gaffar (Rektor Universitas Islam Omdurman Sudan)
9.      Dr. TGH. Syihabuddin, Lc, MA. (Ketua STAI Darul Kamal NW)
10.  Jamaluddin, M.Ed (Ketua MEDP ADB Kementerian Agama RI tahun 2012)

Bagi yang berminat berparsitipasi, bisa melihat informasinya di bawah ini

HUT Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang Kerang


Tiga dekade silam, tepatnya pada tanggal 13 Rabi’ul Awwal 1406 H, bertepatan dengan peringatan Maulidurrasul merupakan hari yang amat bersejarah bagi Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang-Kerang. Dimana peletakan batu pertama Pondok Pesantren tercinta bersempena dengan hari yang agung itu.
Maka pada tanggal yang sama, hari Rabu 13 Rabi’ul Awwal 1435 H yang jatuh pada 15 Januari 2014 ini, segenap keluarga besar Darul Kamal bergembira merayakan Hari Ulang Tahunnya. Mensyukuri karunia Allah SWT, sebab atas izin-Nya lah Darul Kamal dapat berkiprah hingga menapaki usia yang ke-29 tahun.
Acara Pengajian

Setelah melalui serangkaian acara apatizer menjelang tiba Hari H, berupa sejumlah event seperti karnaval perlombaan (untuk menghibur dan meningkatkan kreatifitas santri); pawae alegoris; dan khitanan massal. Pada acara inti, ribuan masyarakat berduyun-duyun sowan ke lokasi jantung Desa Kembang-Kerang (Lombok Timur), menghadiri acara tasyakuran Hultah PP. Darul Kamal ke-29 yang dirangkai dengan Haplah Maulid Baginda Rasulullah . Tujuan utama kedatangan para jama’ah tak lain niat mulia berkumpul di Majelis Ilmu mendengarkan pengajian Maulid, pencerahan dari tokoh agama mengenai sosok Rasulullah yang diharapkan dapat menyemai rasa cinta (mahabbah) kepada beliau, shallalláhu ‘alaihi wa ‘alá álihí wa shahbihí wa sallam.
Muhadharoh TGH. M. Ruslan Zain
Pengajian pertama sekaligus sambutan disampaikan langsung oleh Sháhibul Bayt, Murobbi Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang-Kerang; Al-Mukarram TGH. M. Ruslan Zain An-Nahdly.
Dalam ceramah yang beliau sampaikan, beliau mengajak semua jama’ah untuk bersyukur banyak-banyak. Kenapa harus bersyukur? Lagi beliau mengajak untuk ber-‘ibrah, merenungi betapa banyak karunia yang telah Allah berikan.
Beliau menyitir isi kitab Al-Futúhát Al-Madaniyyáh buah tangan Syaikh Al-‘Allámah Nawawi bin Umar Al-Bantani. Dalam kitab tersebut diuraikan ada sekitar tujuh puluh unsur-unsur iman yang mesti dilengkapi oleh setiap orang Mu’min agar imannya dapat dikatakan sempurna. Satu diantaranya yaitu al-I’tibar, merenungi kekuasaan Allah ‘Azza wa jalla dalam proses penciptaan seluruh alam semesta, termasuk diantaranya merenungi rentetan proses metamorfosa manusia.
Allah SWT menciptakan Adam selaku manusia pertama dari tanah, selanjutnya anak cucunya diciptakan dari setetes mani, mani tersebut berubah dari satu keadaan menjadi keadaan yang lain selama sembilan bulan berada dalam rahim, sehingga terlahirlah ke dunia dalam bentuk sempurna (lihat QS. Al-Hajj: 5). Setelah lahir, ia terus mengalami perubahan demi perubahan. Dengan kasih sayang Allah diberikannya hati sebagai processor, akal untuk berpikir, pendengaran yang tajam, penglihatan yang terang, penciuman akan aroma, perasa kelezatan, sentuhan halus, lidah untuk berbicara, anggota badan yang patuh, dua tangan untuk bekerja, dua kaki untuk berjalan. Kemudian Allah menganugerahkan berbagai macam keterampilan, bercocok tanam, jual-beli, dan bertindak dalam segala sisi kehidupan. Allah menundukkan semua yang ada di bumi daripada flora dan fauna, semuanya untuk kemaslahatan manusia.
Sebagaimana hal bertahap-tahapnya proses kejadian manusia, begitupula gambaran proses fluktuatif perjalanan yang telah dilalui Darul Kamal sejauh ini, hingga saat yang terlihat sekarang telah menjadi salah satu pusat dan mercusuar ilmu di pulau Lombok, mempunyai bangunan yang cukup bagus walau tak terlalu megah, memiliki lembaga pendidikan yang komplit dari tingkat kanak sampai perguruan tinggi. Tentunya dalam proses mewujudkannya tak luput dari berbagai rintangan, melalui fase-fase sulit dan ujian yang tidak ringan. Akan tetapi Bi nashrilláh ini semua menjadi kenyataan, tanpa pertolongan Allah, sedikitpun tak akan ada. Alláhu Akbar, wa lilláhil hamd !!
Kemudian dalam peringatan Maulid, tak ketinggalan beliau menyerukan untuk memaknai peringatan ini dengan baik. Rasulullah adalah teladan yang komprehensif dalam segala hal, tak hanya dalam hubungan dengan Allah, dalam hubungan sesama manusia beliaulah yang patut dijadikan sebagai referensi. Beliau mengajarkan bagaimana meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Rasululullah harus dijadikan contoh dalam berbagai hal. Dalam berbisnis misalnya, karena sejak usia remaja beliau menggeluti bidang ini. Mencotohi kehidupan rumah tangga beliau, bagaimana beliau membina rumah tangga yang baik dengan istri-istri. Dalam menjadi pemimipin, kecerdikan beliau luar biasa saat mengatur strategi.
Pengajian TGH. Habib Thantowi
Pengajian kedua dibawakan oleh Al-Mukarram TGH. Habib Tanthowi, mu’assis PP. Darul Habibi Paok Tawah Praya Lombok Tengah. Beliau membuka ceramah dengan membacakan sepenggal hadits Rasulullah yang memberikan khabar gembira kepada seluruh hadirin:
مَنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ, وَمَنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka.”
Oleh karena itu, beruntunglah para jamaah jika memanfaatkan perkumpulan ini dengan banyak-banyak berdzikir dan bersholawat.
Selanjutnya beliau membicarakan esensi Pondok Pesantren selaku lembaga pendidikan erat sekali kaitannya dengan misi kedatangan Rasulullah , yakni untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Disini diperlukan peran pendidik (guru-guru yang mengabdi di PP.) untuk mendidik anak didiknya dengan cara yang benar sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah .
إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
Memang benar metode beliau dalam mendidik umatnya, dengan penuh kasih sayang sejatinya seorang ayah kepada anak kandung sendiri. Maka oleh karena itu, para guru mesti memperlakukan anak didiknya persis seperti anaknya sendiri, dalam mengajarkan ilmu maupun membimbingnya untuk berakhlak yang baik, seorang guru harus mencurahkan perhatian yang besar bagi muridnya. Beliau tidak membenarkan metode pendidikan dengan kekerasan, atau kerap memarahi anak didik sembarangan. Dalam hadits:
لا تبغضوا أطفالكم
Begitupun bagi para murid, beliau menasihati para santri-santriwati agar memberikan pernghormatan yang sangat tinggi kepada gurunya. Karna di masa ini banyak sekalai dijumpai murid yang tak beradab pada gurunya. Dari segi hasil akhir, lebih bagus hasil santri yang ketika belajar otaknya kurang cerdas akan tetapi  berkhidmat pada guru. Daripada santri yang pintar tapi tak berakhlak baik kepada guru, ia tak akan mendapatkan keberkahan ilmunya. Beliau mengutip petuah Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki:
الطالب عندي من يتعلم ويخدم, ومن خلص في خدمته يفتح الله عليه
“Yang dikatakan murid menurutku adalah seseorang yang belajar sekaligus berkhidmat. Barangsiapa yang tulus dalam berkhidmat, maka Allah akan membukakan baginya pintu kebaikan.”

Akhirnya kita berharap di usia yang ke-29 tahunnya ini, Pondok Pesantren Darul Kamal Kembang Kerang akan semakin baik selaku penerima estafet dakwah, untuk menyebarkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Baginda Rasulullah . Terus berdedikasi tinggi untuk umat dengan ikhlas. Serta mencetak kader-kader penyebar agama Islam yang kaya ilmunya dan berakhlakul karimah.

Senin, 04 November 2013

Logo Yayasan PP-DK

logo Yayasan Darul Kamal An-Nur Pondok Pesantren Darul Kaman NW Kembang Kerang

Logo OSIM MA NW Darul Kamal Kembang Kerang

Ini nih logo osim madrasah aliyah ku

Selamat Tahun Baru 1435 Hijriah


Kullu ‘am wa antum bi khoir..!

Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa kini kita beranjak memasuki ‘Am Al-Jaddid 1435 Hijriah. Sekitar 15 abad yang lalu, terjadi peristiwa historis yang begitu signifikan sebagai titik tolak bagi umat Islam generasi awal membentuk tatanan baru yang lebih baik, yaitu peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dan kaum muslimin dari Makkah menuju Yatsrib. Suatu peristiwa istimewa yang sangat penting untuk dikenang, dipetik makna dan hikmahnya oleh generasi muslim masa kini demi menggugah jiwa untuk semangat menegakkan Islam. Sayangnya pergantian tahun penanggalan Qamariah ini kurang diperhatikan oleh kebanyakan umat Islam sendiri, berbeda halnya dengan peralihan tahun Syamsiah yang dirayakan massif oleh orang-orang di berbagai penjuru dunia.
Memperingati tahun baru Hijriah tidak perlu dengan peringatan meriah dan semarak. Jadikanlah sebagai momentum untuk refleksi, muhasabah, paling tidak cobalah merenung dalam kesunyian malam meninjau kembali perjalanan hidup yang telah kita tempuh, bukankah lebih banyak waktu yang terbuang sia-sia? Lalu apa yang telah mampu kita berikan untuk dunia, bukankah semua yang kita lakukan itu masih belum apa-apa?
Dari itu pula kita menganalisa apa saja yang perlu diperbaiki dari waktu yang lalu itu untuk tahun yang akan kita hadapi ini, karena hari esok harus lebih baik dari sekarang dan kemarin. Akhir tahun saat yang sangat tepat untuk mengavaluasi diri “Haasibuu qabla an tuhaasabu” (Umar RA).
Peringatan Tahun Baru Hijriah di Ponpes Darul Kamal
Sudah menjadi tradisi adiluhung di Pondok Pesantren Darul Kamal setiap malam tanggal 1 Muharram para Ustadz beserta tullab-thalibat, menggelar doa bersama membaca Hizib Nahdlatul Wathan. Dengan harapan utama mudah-mudahan Allah SWT memberkahi umur yang telah diberikan kepada kita sampai saat ini dan semoga diperpanjang, sehingga umur itu kita jadikan kesempatan yang selalu terisi oleh setiap amal perbuatan yang diridhai-Nya.
Usai berhizib, acara juga dirangkai dengan pengajian memaknai Tahun Baru Hijriah. Dua tahun yang lalu secara beruntun, pengajian ini dibawakan oleh TGH. DR. Syihabuddin, LC, Doktor bidang hadits alumnus Universitas Al-Azhar Mesir yang kini mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam ceramah yang beliau sampaikan kepada Jamaah. Beliau menceritakan dengan runtun scenario perjalanan hijrah, bagaimana Rasullah SAW meninggalkan rumah dengan bantuan Ali RA mengecoh Kafir Quraisy yang sudah siap siaga melancarkan misi pembunuhan, keberangkatan bersama Abu Bakar yang sangat setia selama dalam perjalanan, pengejaran kaum kafir demi sayembara menggiurkan, termasuk Suraqah yang membuktikan betapa Nabi Muhammad SAW sangat pemaaf, kekuasaan Allah mengirin tentara berupa laba-laba yang membuat sarang di lubang gua agar kaum kafir tidak mengetahui, tangisan Abu Bakar yang ketakutan dan kesakitan disengat kalajengking sampai air mata beliau menetes jatuh ke muka Rasulullah yang mulia, dan beliau terhibur oleh kata ajaib “Laa tahzan innalláha ma’ana”. Sampai pada akhirnya beliau tiba di Madinah disambut dengan sangat gembira oleh penduduk dengan mendendangkan “Thala’al badru….”, dan persaudaraan mengharukan antara kaum Muhajirin dan Anshar (ukhuwah islamiyah). Sehingga terbentuklah tatanan hidup baru umat muslim yang lebih baik sebagaimana yang kami maksud di atas.
Begitu juga keteladanan para para sahabat yang sangat setia mengikuti Rasul kecintaannya, mereka dengan rela meninggalkan kampung halaman yang mereka cintai dan harta benda demi memperjuangkan agama Allah. Ketabahan mereka Radhiyallahu ‘anhum menghadapi berbagai daya upaya kaum musyrikin yang selalu mengganggu, menyakiti dan menghina kaum Muslimin yang pada saat itu berjumlah sedikit. DR. Syihabuddin menyimpulkan setiap perjuangan itu membutuhkan pengorbanan, pengorbanan yang awalnya menyakitnya selalu berakhir dengan manis.
Kali ini pengajian dibawakan langsung oleh Pembina Pondok Pesantren Darul Kamal Al-Mukarram TGH. Muhammad Ruslan Zain
“Dalam berbisnis, kita butuh modal untuk menjalankan usaha. Semakin banyak modal yang kita miliki semakin banyak barang yang dapat dibeli untuk dijual. Semakin banyak barang yang dijual dan LAKU maka semakin banyak pula untung yang didapat.
Umpamakanlah usia yang dikaruniakan kepada kita sebagai modal, lalu usaha yang kita geluti adalah usaha Akhirat (sebaik-baik usaha), sebagai barangnya amal shalih, semakin banyak amal shalih maka semakin banyak pahala yang didapat untuk mendapatkan keuntungan besar yaitu beruntung di hari akhirat dengan masuk ke dalam surga (faaza bil Jannah).
Dengan bertambahnya usia, artinya kita mendapatkan tambahan modal yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk untuk meningkatkan amal shalih. Meningkatkan amal sahalih tidak mesti dengan menambah rakaat shalat, ingat dalam berbisnis itu yang terpenting adalah LAKU terjual, yang sedikit tapi ludes laku lebih baik daripada banyak tapi tidak laku. Maka dalam beribadah yang lebih diutamakan adalah bagaimana meningkatkan kualitas ibadah yang kita laksanakan. Para sahabat yang hidup di zaman Rasulullah, ibadahnya tidak terlalu banyak, tapi ibadah itu mereka laksanakan dengan penuh keikhlasan dan sepenuh hati, jika dibandingkan 1000 rakaat shalat kita tidaklah lebih baik dari 2 rakaat shalat para shahabat Radiyallauhu’anhum.
Marilah juga tanamkan pribadi yang semakin gemar pada kebaikan (hubbul khair), kebaikan itu sederhana, memberi senyum manis kepada saudara kita agar mereka senang melihat kita terhitung kebajikan, menyingkirkan duri di jalan, memungut sampah yang merusak pemandangan agar orang menjadi nyaman memandang juga amal kebajikan yang jangan diremehkan pahalanya.”
Begitulah cuplikan nasihat yang beliau sampaikan kepada keluarga besar pondok pesantren yang meramaikan pengajian malam tadi, semoga mendorong kita untuk kedepannya meningkatkan kualitas ibadah baik itu ibadah langsung kepada Allah dengan taat, cinta dan ketundukan yang sempurna kepada-Nya, maupun ibadah bersifat keshalihan sosial dengan berakhlakul kariimah,yang membuat Dia Ridho kepada kita sebabnya.
Marilah kita berhijrah, bukan hijrah makaniyah tapi hijrah maknawiyah. Dalam artian bertransformasi untuk menjadi diri yang lebih baik
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْه (رواه البخاري)