logo Yayasan Darul Kamal An-Nur Pondok Pesantren Darul Kaman NW Kembang Kerang
Senin, 04 November 2013
Selamat Tahun Baru 1435 Hijriah
Kullu ‘am wa antum bi khoir..!
Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa kini kita beranjak memasuki
‘Am Al-Jaddid 1435 Hijriah. Sekitar 15 abad yang lalu, terjadi peristiwa
historis yang begitu signifikan sebagai titik tolak bagi umat Islam generasi
awal membentuk tatanan baru yang lebih baik, yaitu peristiwa hijrahnya
Rasulullah SAW dan kaum muslimin dari Makkah menuju Yatsrib. Suatu peristiwa istimewa
yang sangat penting untuk dikenang, dipetik
makna dan hikmahnya oleh generasi muslim masa kini demi menggugah jiwa untuk semangat menegakkan Islam. Sayangnya pergantian
tahun penanggalan Qamariah ini kurang diperhatikan oleh kebanyakan umat Islam
sendiri, berbeda halnya dengan peralihan tahun Syamsiah yang dirayakan massif oleh
orang-orang di berbagai penjuru dunia.
Memperingati tahun baru Hijriah tidak perlu dengan peringatan
meriah dan semarak. Jadikanlah sebagai momentum untuk refleksi, muhasabah,
paling tidak cobalah merenung dalam kesunyian malam meninjau kembali perjalanan
hidup yang telah kita tempuh, bukankah lebih banyak waktu yang terbuang sia-sia?
Lalu apa yang telah mampu kita berikan untuk dunia, bukankah semua yang kita
lakukan itu masih belum apa-apa?
Dari itu pula kita menganalisa apa saja yang perlu diperbaiki dari
waktu yang lalu itu untuk tahun yang akan kita hadapi ini, karena hari esok
harus lebih baik dari sekarang dan kemarin. Akhir tahun saat yang sangat tepat
untuk mengavaluasi diri “Haasibuu qabla an tuhaasabu” (Umar RA).
Peringatan
Tahun Baru Hijriah di Ponpes Darul Kamal
Sudah menjadi tradisi adiluhung di Pondok Pesantren Darul Kamal
setiap malam tanggal 1 Muharram para Ustadz beserta tullab-thalibat, menggelar
doa bersama membaca Hizib Nahdlatul Wathan. Dengan harapan utama mudah-mudahan
Allah SWT memberkahi umur yang telah diberikan kepada kita sampai saat ini dan
semoga diperpanjang, sehingga umur itu kita jadikan kesempatan yang selalu terisi
oleh setiap amal perbuatan yang diridhai-Nya.
Usai berhizib, acara juga dirangkai dengan pengajian memaknai Tahun
Baru Hijriah. Dua tahun yang lalu secara beruntun, pengajian ini dibawakan oleh
TGH. DR. Syihabuddin, LC, Doktor bidang hadits alumnus Universitas Al-Azhar
Mesir yang kini mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam ceramah yang beliau sampaikan kepada Jamaah. Beliau menceritakan
dengan runtun scenario perjalanan hijrah, bagaimana Rasullah SAW meninggalkan
rumah dengan bantuan Ali RA mengecoh Kafir Quraisy yang sudah siap siaga
melancarkan misi pembunuhan, keberangkatan bersama Abu Bakar yang sangat setia
selama dalam perjalanan, pengejaran kaum kafir demi sayembara menggiurkan, termasuk
Suraqah yang membuktikan betapa Nabi Muhammad SAW sangat pemaaf, kekuasaan
Allah mengirin tentara berupa laba-laba yang membuat sarang di lubang gua agar
kaum kafir tidak mengetahui, tangisan Abu Bakar yang ketakutan dan kesakitan
disengat kalajengking sampai air mata beliau menetes jatuh ke muka Rasulullah
yang mulia, dan beliau terhibur oleh kata ajaib “Laa tahzan innalláha ma’ana”.
Sampai pada akhirnya beliau tiba di Madinah disambut dengan sangat gembira
oleh penduduk dengan mendendangkan “Thala’al badru….”, dan persaudaraan
mengharukan antara kaum Muhajirin dan Anshar (ukhuwah islamiyah). Sehingga terbentuklah
tatanan hidup baru umat muslim yang lebih baik sebagaimana yang kami maksud di
atas.
Begitu juga keteladanan para para sahabat yang sangat setia
mengikuti Rasul kecintaannya, mereka dengan rela meninggalkan kampung halaman
yang mereka cintai dan harta benda demi memperjuangkan agama Allah. Ketabahan mereka
Radhiyallahu ‘anhum menghadapi berbagai daya upaya kaum musyrikin yang
selalu mengganggu, menyakiti dan menghina kaum Muslimin yang pada saat itu berjumlah
sedikit. DR. Syihabuddin menyimpulkan setiap perjuangan itu membutuhkan
pengorbanan, pengorbanan yang awalnya menyakitnya selalu berakhir dengan manis.
Kali ini pengajian dibawakan langsung oleh Pembina Pondok Pesantren
Darul Kamal Al-Mukarram TGH. Muhammad Ruslan Zain
“Dalam berbisnis, kita butuh modal untuk
menjalankan usaha. Semakin banyak modal yang kita miliki semakin banyak barang
yang dapat dibeli untuk dijual. Semakin banyak barang yang dijual dan LAKU maka
semakin banyak pula untung yang didapat.
Umpamakanlah usia yang dikaruniakan kepada kita
sebagai modal, lalu usaha yang kita geluti adalah usaha Akhirat (sebaik-baik
usaha), sebagai barangnya amal shalih, semakin banyak amal shalih maka semakin
banyak pahala yang didapat untuk mendapatkan keuntungan besar yaitu beruntung
di hari akhirat dengan masuk ke dalam surga (faaza bil Jannah).
Dengan bertambahnya usia, artinya kita
mendapatkan tambahan modal yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk untuk
meningkatkan amal shalih. Meningkatkan amal sahalih tidak mesti dengan menambah
rakaat shalat, ingat dalam berbisnis itu yang terpenting adalah LAKU terjual,
yang sedikit tapi ludes laku lebih baik daripada banyak tapi tidak laku. Maka dalam
beribadah yang lebih diutamakan adalah bagaimana meningkatkan kualitas ibadah
yang kita laksanakan. Para sahabat yang hidup di zaman Rasulullah, ibadahnya
tidak terlalu banyak, tapi ibadah itu mereka laksanakan dengan penuh keikhlasan
dan sepenuh hati, jika dibandingkan 1000 rakaat shalat kita tidaklah lebih baik
dari 2 rakaat shalat para shahabat Radiyallauhu’anhum.
Marilah juga tanamkan pribadi yang semakin
gemar pada kebaikan (hubbul khair), kebaikan itu sederhana, memberi senyum
manis kepada saudara kita agar mereka senang melihat kita terhitung kebajikan,
menyingkirkan duri di jalan, memungut sampah yang merusak pemandangan agar
orang menjadi nyaman memandang juga amal kebajikan yang jangan diremehkan
pahalanya.”
Begitulah cuplikan nasihat yang beliau sampaikan kepada keluarga
besar pondok pesantren yang meramaikan pengajian malam tadi, semoga mendorong kita
untuk kedepannya meningkatkan kualitas ibadah baik itu ibadah langsung kepada
Allah dengan taat, cinta dan ketundukan yang sempurna kepada-Nya, maupun ibadah
bersifat keshalihan sosial dengan berakhlakul kariimah,yang membuat Dia Ridho
kepada kita sebabnya.
Marilah kita berhijrah, bukan hijrah makaniyah tapi hijrah
maknawiyah. Dalam artian bertransformasi untuk menjadi diri yang lebih baik
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْه (رواه البخاري)
Selasa, 06 Agustus 2013
Ramadhan 1434 H
Bismilláhirrahmánirrahím
Tahun
ajaran baru telah tiba. Mengacu pada kalender pendidikan 2013/2014,
santri-santriwati Madrasah Aliyah Darul Kamal bersama jutaan anak didik
Indonesia lainnya memulai debut belajar di sekolah masing-masing saat puasa bulan
Ramadhan tengah berlangsung. Dimana hari aktif belajar terhitung mulai hari
Kamis tanggal 15 Juli dan diliburkan kembali mulai 1 Agustus 2013.
Berpuasa
menahan lapar dan dahaga seyogyanya tidaklah melunturkan semangat para pelajar dalam
menjalankan aktivitas mulianya menuntut ilmu. Toh juga cobaan Ramadhan yang dihadapi di Indonesia tak seberapa
jika dibandingkan dengan saudara-saudara seiman di negara-negara Eropa yang
notabene minoritas muslim. Umat Muslim di sana tiap harinya berpuasa rata-rata
19 jam, di bawah panasnya terik matahari. Mereka yang teguh imannya tidak
menjadikan hal itu halangan untuk menjalani perintah tuhannya, aktivitas
keseharianpun tetap berjalan dengan lancar sebagaimana layaknya. Bayangkan dengan
kita yang sekedar berpuasa 13 jam dengan suhu dingin, di tambah lagi hampir
semua orang di sekeliling turut berpuasa sehingga minim godaan yang datang.
Maka tak ada alasan untuk mengeluh belajar di bulan Ramadhan.
Selama
Ramdahan Kegiatan Belajar Mengajar di MA NW Darul Kamal tetap berlangsung
seperti biasa, hanya durasi jam belajarnya lebih dipersingkat. Di pagi hari
sebelum pembelajaran dimulai, para siswa membaca doa sekaligus melantunkan
ayat-ayat suci bersama-sama, dilanjutkan dengan menyimak ceramah agama yang
disampaikan oleh salah seorang santri yang bertugas, setelah itu mendirikan
shalat dhuha, barulah setelah itu belajar action.
Bulan
Ramadhan selalu mencipatakan suasana tersendiri di MA NW Darul Kamal. Rasa
kekeluargaan antara guru-guru, santri-santriwati dan stake holder lebih terasa
di bulan yang mulia ini. Para santri dihimbau untuk selalu menjaga sikap maupun
ucapan dalam berintraksi, menjunjung tinggi nilai kejujuran, memperkuat
semangat saling bahu-membahu, saling menasehati, menjaga hubungan dengan lawan
jenis dan memperbanyak bersedekah minimal dengan menebarkan senyum setiap kali bersua
dengan teman.
Besar
harapan, Bulan Ramadhan yang tak lama lagi pamit ini, tak beralu begitu saja
tanpa menyisakan makna yang berarti bagi semua. Sesuai dengan bidang yang
digeluti, maka sebagai pelajar, Ramadhan ini diharapkan meningkatkan kualitas diri
sebagai individu yang bergelut di dunia pendidikan (menjadi best quality of student) karena Ramadhan
ibarat pelatihan 30 hari yang memberikan pelajaran yang amat banyak.
Dari
momen bangun SAHUR, kita belajar untuk lebih disiplin pada waktu. Setidaknya
tidak akan ada lagi kata TERLAMBAT ke
sekolah mulai sekarang......
Dari
momen menunggu BERBUKA, kita belajar bersabar menunggu datangnya waktu yang
tepat. Jangan lagi ada siswa yang keluar kelas sebelum jam pelajaran selesai alias MEMBOLOS...
Dari
momen BERZAKAT, kita belajar untuk memberi BANTUAN kepada teman yang
membutuhkan uluran tangan. Baik itu membantu secara material, lebih-lebih
membantu teman yang kekurangan dalam pelajaran untuk diajarkan. (asalkan jangan dibantu saat ulangan ya!)...
Dari
momen TADARUS, kita belajar agar lebih rajin belajar dan keranjingan MEMBACA....
Kerap
kita menganggap Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah bisa mengganggu
konsentrasi ibadah kepada Allah (ibadah vertikal). Semenjak aktif belajar di
bulan Ramadhan, waktu yang semulanya diluangkan untuk menunaikan shalat-shalat
sunnah dan membaca Al-Qur’an guna mengkhatam sebanyak-banyaknya jadi berkurang.
Perlu diingat, misi datangnya Ramadhan tidak hanya meningkatkan keshalihan
individual semata, di samping itu semestinya ibadah Ramadhan bisa memperbaiki
keshalihan sosial. Walaupun sedikit ayat Al-Qur’an yang bisa dibaca, tetapi
yang sedikit itu bisa ditadabburi dan diejawentahkan pesan-pesan yang
terkandung dalam kehidupan bermasyarakat lebih-lebih selama berada di sekolah tentunya
akan menjadi luar biasa.
Akhirnya,
semoga Allah menerima semua amal ibadah selama bulan Ramadhan ini, aktivitas
kita menghadiri tempat menuntut ilmu terhitung sebagai amal ibadah yang akan
diganjar dengan pahala yang tak terkira oleh Allah SWT.
“Menghadiri majelis orang berilmu itu lebih
utama daripada shalat seribu rakaat, menjenguk seribu orang sakit dan
menghadiri pemakaman seribu jenazah.” Lalu ditanyakan: ‘Wahai Rasulallah, dan
dari membaca al-Qur’an?’ Lalu beliaupun bersabda: ‘Al-Qur’an tidak akan bermanfaat kecuali
dengan ilmu.” (H.R. Ibnu Jauzi dari Umar Ra.)
TAQABBALALLAHU
MINNA WA MIN KUM
PENGUMUMAN:
KITA AKAN MASUK LAGI PADA TANGGAL 19 AGUSTUS 2013. TERIMA KASIH.
Jumat, 14 Juni 2013
MA PILIHAN
Hai kawan..
Mari kita masuk MA NW Kembang Kerang
Bulatkanlah tekadmu
Tuk memasuki suasana yang sangat baru
Ayolah terus maju demi masa depan kita
Masa depan kita yang sangat cerah...
(Reff)
Yuk ayok mari..
Kawanku semua
Tentukanlah pilihan
M....A….2X
Madrasah Aliyah…
NW Kembang Kerang
Yang aku pilih.. Pilih3X
M....A….
((Back to reff))
Hai kawan..
Mari kita masuk MA NW Kembang Kerang
Bulatkanlah tekadmu
Tuk memasuki suasana yang sangat baru
Ayolah terus maju demi masa depan kita
Masa depan kita yang sangat cerah...
(Reff)
Yuk ayok mari..
Kawanku semua
Tentukanlah pilihan
M....A….2X
Madrasah Aliyah…
NW Kembang Kerang
Yang aku pilih.. Pilih3X
M....A….
((Back to reff))
Kamis, 23 Mei 2013
LAGU-LAGU PONPES DARUL KAMAL
Dalam berbagai acara seremoni pondok Darul Kamal, panitia acara biasanya selalu menghadirkan kelompok paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu pondok sebelum acara inti (pengajian) dimulai untuk menghibur para hadirin, mengetuk pintu jiwa mereka agar siap menerima pengajian dan tidak seperti yang dikatakan "the light are on, but nobody's home". Para hadirin terutama kaum tua sangat senang mendengar suara-suara merdu personil yang menyanyi, membuat mereka ikut terbawa menjiwai lagu, terkadang mereka ikut menggoyang-goyangkan kepala bahkan di lagu-lagu tertentu tidak jarang para hadirin meneteskan air mata karena terharu.
Ada banyak lagu yang telah diciptakan, berikut kami sajikan lirik dua lagu berikut, lirik lagu-lagu yang lain Insyaallah akan menyusul...
SILAK NGAJI (Bahasa Sasak)
Silak pada ngaji lek Darul Kamal
Ngaji Hadits daet Al Qur’an
Jari sangu ta jauang
Leman dunia datang akhirat
Inak amaq silak pada saksiang
Darul Kamal pusat perjuangan
Taok anakda belajar ngaji
Menuntut ilmu Rabbul Izzati
Darul Kamal terus perjuangan
Pendidikan sak berjalur formal
Ngara’ang Paud, TK dan MI
MTs, MA Perguruan Tinggi
Kembang Kerang jari Desa sorotan
STAI DK jari Tujuan
Mencetak kader berjiwa Qur’an
Pejuang Islam dimasa depan
Inak amak silak ta pada ngiring
Tunas do’a jok Allah sak kuasa
Mudahan gamak lek Darul Kamal
Kan tetap jaya selama-lamanya
MARI MENGAJI
Wahai kaum muslimin
Mari kita mengaji
Di Darul Kamal An-nur Kembang Kerang
Di Darul Kamal An-nur Kembang Kerang
Ponpes Darul Kamal
Selalu ikhlas membina
Mengajarkan ilmu agama
Kepada semua insan
Al-Qur'an dan hadits
Itu jadi pedoman
Diajarkan di STAI
Sentra kajian Islam
Ponpes Darul Kamal
Sudah terbukti nyata
Membina umat yang beriman
Dan berakhlak mulia
Mari terus berjuang
Untuk ponpes tercinta
Rajin belajar, taat dan bakti
Pada guru tercinta
Ada banyak lagu yang telah diciptakan, berikut kami sajikan lirik dua lagu berikut, lirik lagu-lagu yang lain Insyaallah akan menyusul...
SILAK NGAJI (Bahasa Sasak)
Silak pada ngaji lek Darul Kamal
Ngaji Hadits daet Al Qur’an
Jari sangu ta jauang
Leman dunia datang akhirat
Inak amaq silak pada saksiang
Darul Kamal pusat perjuangan
Taok anakda belajar ngaji
Menuntut ilmu Rabbul Izzati
Darul Kamal terus perjuangan
Pendidikan sak berjalur formal
Ngara’ang Paud, TK dan MI
MTs, MA Perguruan Tinggi
Kembang Kerang jari Desa sorotan
STAI DK jari Tujuan
Mencetak kader berjiwa Qur’an
Pejuang Islam dimasa depan
Inak amak silak ta pada ngiring
Tunas do’a jok Allah sak kuasa
Mudahan gamak lek Darul Kamal
Kan tetap jaya selama-lamanya
MARI MENGAJI
Wahai kaum muslimin
Mari kita mengaji
Di Darul Kamal An-nur Kembang Kerang
Di Darul Kamal An-nur Kembang Kerang
Ponpes Darul Kamal
Selalu ikhlas membina
Mengajarkan ilmu agama
Kepada semua insan
Al-Qur'an dan hadits
Itu jadi pedoman
Diajarkan di STAI
Sentra kajian Islam
Ponpes Darul Kamal
Sudah terbukti nyata
Membina umat yang beriman
Dan berakhlak mulia
Mari terus berjuang
Untuk ponpes tercinta
Rajin belajar, taat dan bakti
Pada guru tercinta
Jumat, 10 Mei 2013
Asrama Putri Baru yang MEWAH
“Aku pingin jadi
wanita sukses, supaya aku bisa mewujudkan impianku memberangkatkan Amaq dan
Inak ke Mekkah menunaikan haji bersama-sama denganku.. Oh mungkinkah..” Sepenggal harap terlintas dalam hatinya kala ia sedang asyik duduk
manis di beranda asrama tempat tinggalnya, matanya yang bening terus menatap tajam
ke depan melihat indahnya daun padi yang tumbuh di pematang sawah yang berada tak
jauh di hadapannya, padi yang masih berwarna hijau itu terlihat menari-nari
mengikuti irama angin sepoi-sepoi yang melambaikannya, meskipun terkesan sederhana
tapi pemandangan sore itu cukup menakjubkan.
“Dek Rohmi, kok
bengong aja, sekarang kan giliran Dek Rohmi yang masak.” sebuah suara lembut yang bersumber dari Raudah seketika membuyarkan
lamunannya. “Oh iya kak, santai aja, ini kan masih jam 4 kak”. Sahut
wanita asal Sembalun itu setelah sempat terkejut, tapi ia segera bergegas bergabung
dengan teman satu tim untuk menghidangkan menu makan malam.
Sembari menanti
menjelang tibanya waktu senja, semua santriwati di asrama putri ponpes mempunyai
kesibukan masing-masing. Diantara mereka ada yang sibuk membaca buku, seperti
Azizah dan Hayati. Ada yang sibuk memasak seperti Rohmi cum suis. Santriwati
yang sudah bersatus mahasiswi setiap harinya disibukkan dengan tugas kuliah. Santriwati
yang lainnya membentuk kelompok diskusi (entah apa yang dibicarakan, muzakarah
pelajaran ataukah muzakarah pacaran :D). Bahkan ada juga yang diam-diam
telponan (ga tau telponan sama siapa, sama orang tua atau si doy) kalau yang
ini mah kerjaan rutinitasnya si Susika kalau Ustadz Syamsul lagi tidak
mengawas. Yang jelas di sana tidak terlihat pasangan yang sedang bergeriliya
mencari kutu kepala (kebiasaan kaum Hawa kalo lagi kurang kerjaan –jobles-).
ƗƗɐƗƗɐ ƗƗɐƗƗɐ…
Seperti itulah
kira-kira deskripsi suasana yang terjadi di asrama putri Ponpes Darul Kamal
yang masih plat XX itu. Para penghuni kelihatannya lebih ceria dan gembira
dengan asrama baru mereka, hari-hari yang mereka lalui disambutnya dengan muka
yang lebih cerah daripada sebelumnya ketika masih di eks-asrama lama sebelum
dialokasi.
Ya, belum lama
ini, Alhamdulillah Ponpes Darul Kamal sudah berhasil mewujudkan harapan para wali
murid. Sebelumnya banyak para orang tua dari luar kampung yang hendak menyetor
putri-putrinya ke pesantren, sayangnya niat mereka sering terurungkan karena di
Ponpes belum ada asrama putri yang memadai.
Nah setelah ada
rezeki yang cukup dan menemukan lahan yang cocok, segera pengurus ponpes
mendirikan Asrama khusus untuk putri. Tidak membutuhkan waktu lama untuk itu,
berkat semangat gotong royong warga Kembang Kerang, bangunan asrama itu
sekarang sudah berdiri dengan kokoh dan tentu saja MEWAH (MEpet saWAH). Letaknya
tidak jauh dari bangunan utama Ponpes.
Untuk saat ini
bangunan asrama tersebut masih terdiri dari 4 kamar, ukuran setiap kamar cukup
besar, kapasitasnya bisa menampung hingga maksimal tujuh orang. Santriwati yang
mendiami asrama sendiri masih berjumlah 26 orang, jumlah itu didominasi oleh
santriwati yang sedang menimba ilmu di Madrasah Aliyah, sisanya siswi SMK dan
mahasiswi STAI. Mudah-mudahan ke depannya bisa dibangun lagi ke atas, untuk
mengansitipasi Boming santriwati untuk tahun ajaran berikutnya.. hehe Amin..
Untuk
mengontrol, membina, mengayomi, menjaga sekaligus memberi pendidikan kepada
mereka, pengurus Ponpes telah menyediakan pengasuh khusus. Dimana posisi itu
untuk sementara dipercayakan kepada Ustadz Syamsul Wathani, S.Th.I, ustadz muda
lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tugas untuk
membimbing anak perempuan memang cukup berat, lebih berat dibandingkan
membimbing anak laki-laki. Diantara tugas yang harus ditunaikan Pembina asrama
adalah: menginstruksikan anak asuhnya supaya giat belajar, selalu mengikuti
pengajian di Pesantren, menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga mereka dari
gangguan kaum Adam. Insyaallah ke depannya anak-anak bisa diberikan
kegiatan-kegiatan bermanfaat yang sifatnya mengembangkan bakat, seperti Quran
memorizing, termasuk juga ada rencana menerapkan bilingual area supaya
mereka cakap dalam berbahasa Arab dan bahasa Inggris.
Jadi mulai dari
sekarang, teman-teman yang dari jauh tidak perlu ragu lagi untuk datang
menuntut ilmu kesini, sudah disediakan tempat tinggal yang bagus dan tentunya MEWAH
(apaan itu mewah?).
Sedangkan asrama
khusus putra juga memang sudah ada, tapi masih tidak memadai untuk banyak anak.
Insyaallah kita akan buatkan juga secepat memungkinkan. Bahkan ponpes
berkeinginan untuk membangun bangunan asrama yang besar, sehingga seluruh
santri maupun santriwati semuanya disuruh mondok tanpa terkecuali, karena
itulah arti sebenarnya dari Pondok Pesantrian sebagai tempat mondoknya seluruh
santri yang belajar. Jadi kita bergerak step by step, awalnya kita
prioritaskan untuk wanita dulu yang lebih penting, karena santri laki-laki bisa
dengan mudah mencari tempat tinggal di sini.
Terakhir kami memohon
doa kepada semua pihak, semoga anak-anak yang diamanatkan kepada kami bisa kami
jaga dengan sebaik mungkin terutama yang ada di asrama putri ini yang sudah
datang dari jauh-jauh, mudah-mudahan kami bisa memberi nutrisi ilmu-ilmu agama
Islam yang banyak sesuai dengan niat mulia mereka datang kemari. Mereka adalah
calon wanita hebat yang peran mereka sangat dibutuhkan demi nasib bangsa kita
di masa depan. Bukan sebagai wanita pendosa yang tidak saja membuat dosa untuk
dirinya sendiri, tapi sebagai fitnah yang menjerumuskan kaum lelaki dengan
godaanya, seperti halnya banyak wanita yang kita lihat sekarang.
المرأة عماد البلاد إذا صلحت صلح البلاد وإذا فسدت فسد
البلاد
“Wanita itu
tiang negara, apabila wanitanya baik maka negara pun akan baik, namun bila
wanitanya jelek maka negara pun akan jelek”. Oh,
betapa Islam menjadikan wanita sebagai bagian yang sangat istimewa.
Selasa, 07 Mei 2013
Suara Ketua OSIM Madrasah Aliyah NW Darul Kamal Kembang Kerang
Berawal dari
rapat mendadak yang dipionir anak-anak drumband pada suatu saat jam istirahat
sekolah, aku mulai menyadari kembali. Sebenarnya pertemuan yang diselenggarakan
pagi itu berbasis rapat khusus grup drumband, tapi Pak Taki yang posisinya
sebagai Pembina ekstrakulikuler drumband mengikutsertakanku selaku ketua OSIM
dalam rapat itu, however ketua OSIM mempunyai tanggung jawab dan keterlibatan
pada seluruh kegiatan yang ada di Madrasah.
Dalam rapat itu
beliau hanya sedikit membahas yang kaitannya dengan drumband, malah lebih
menyoroti kinerja OSIM organisasi kesiswaan yang pada saat ini aku handle.
Ya, OSIM di sekolah kami yang selama bertahun-tahun terakhir seakan telah mati
suri termasuk saat berada di bawah kepemimpinanku. Lalu dengan gaya bicara
khasnya dengan lembut tapi ada energi kuat yang ditangkap siapapun lawan
bicaranya, aku sebagai ketua OSIM benar-benar merasa kena semprotan keras dari
Pak Taki.
Aku akui,
bahkan memang dari jauh sebelumnya aku sudah sadar kalau aku ini sosok ketua OSIM
yang payah, ngurusin diri sendiri aja gak becus (baca: tidak
mempunyai self leadership), apa lagi mengurus yang beginian. Tanggung
jawab mengendalikan OSIM tidak boleh diremehkan bisa dibilang sangat berat, beberapa
bulan lalu saat dipercayai menduduki jabatan itu, aku sedikit segan, sebenarnya
aku sudah menyatakan komplain, tapi pada akhirnya dengan dorongan dari headmaster
aku menerima saja, itung-itung belajar.
Selama
kepemimpinanku tidak sepenuhnya benar orang yang bilang program OSIM ini tidak
berjalan. Sejujurnya, pertama-tama semenjak menjabat ketua OSIM aku bekerja
keras untuk merubah diriku sendiri terlebih dahulu, membuang jauh-jauh bad
habbit yang selama ini melekat Barulah setelah itu aku selalu memutar otak
setiap saat untuk membuat gebrakan-gebrakan baru buat OSIM, sayangnya aku bukan
pemikir cerdas yang bisa memunculkan ide-ide cemerlang dan bukan pekerja keras
yang bisa menjalankan program kerja sebagaimana mestinya.
Jadi fase
selanjutnya yang willy nilly harus aku lakukan adalah merangkul semua
teman-teman agar terbentuk teamwork yang baik, dengan kerja sama dan berbagi
tugas semua akan menjadi mudah dan ringan, aku bukan Superman atau alien dari planet
lain yang bisa melaksanakan tugas-tugas yang menumpuk sendirian tanpa bantuan,
mungkin salah satu alasannya “Alwájibat aktsaru minal auqát” (waktu yang
kita miliki tidak sepadan dengan tugas-tugas yang banyak).
Apalagi aku kaku untuk membagi tugas dengan
teman-temanku (sifat yang tidak semestinya dimiliki pemimpin, karena seorang
pemimpin berhak memerintahkan bawahannya), sering juga aku punya ide-ide kerja
tapi aku canggung untuk merepotkan teman-temanku untuk diajak kerja.
Sampai pada
akhirnya, tidak lama ini aku sudah bisa merangkul beberapa teman-temanku yang
sangat baik, meskipun banyak teman-teman lain yang bengelnya minta ampun.
Anggap saja Muhyid, Muhib, Huda dan Yusi yang bisa saja kuajak bekerja lembur
semalam penuh, ada juga Anwar dan Muiz si Limbad yang bisa diandalkan kekuatan
supernya, sayangnya kalo penyakit ngambeknya kumat jadi berabe. Haha. (teman
yang gak kena mention, jangan tersinggung ye!)
Dengan modal
spirit juang beberapa temanku itu, mudah saja aksi memajukan OSIM secara
drastis dimulai. Segala ide dari masing-masing dikumpulkan dan diaplikasikan
secara bersama dan semuanya yang dulunya tidak mungkin akan menjadi mungkin.
Inilah arti dari proses, aku bukan Raja Midas yang menurut mitos Yunani Kuno
segala yang disentuh olehnya akan menjelma menjadi emas bahkan kotoran
sekalipun.
Tapi sayangnya
mengapa di saat temanku sudah berapi-api dan OSIM siap tancap gas, malah aku
sendiri yang mulai drop melemah, kenapa rasa keputus-asaanku mulai muncul.
Namun ini terjadi bukan tanpa alasan
Aku sempat
kesal karena beberapa faktor, anggap saja karena sering kekurangan dana, padahal
dana itu kan jadi bahan bakar untuk menjalankan roda program kerja, tanpa dana
kita takkan bisa kemana-kemana. Disamping itu, aku sering risih setiap ada
kasus-kasus kenakalan di dalam maupun di luar sekolah yang melibatkan temanku
(padahal kenakalan remaja anak SMA sudah jadi issu klasik di sekolah manapun), aku
juga mulai sering tersinggung setiap ada masalah muncul aku yang dikambing
hitamkan (resiko yg lazim ditanggung itu mah), awalnya teman-teman sinis yang
bilang “mana nih ketua OSIM?” atau sarkasme lainnya, kuanggap sebagai
kata yang sangat kusenangi untuk melejitkan semangatku, tapi lama-kelamaan aku
gerah juga mendengar sabda-sabda mereka itu. Aku mau melempar handuk
saja, toh juga satu bulan lagi semester ini akan berakhir biarkan semuanya
berakhir sebelum waktunya.
Yah, aku memang
sudah lemah untuk melanjutkan. Tapi, akal sehat dan hatiku yang terkecil menyayangkan
sikapku yang seperti ini, kenapa sudah menyerah? Ku sumpah serapah diriku yang
melarikan diri dari amanat. Satu-satunya cara yang kukira bisa rebuild my
spirit adalah dengan mendapatkan suntikan motivasi.
Dan Pak Taki
datang pada saat yang tepat, “Niaz (nickname), mau kemana? Drumband mau
rapat, ikut yuk!” sapa beliau saat aku hendak mau mencari makan, kukira beliau
yang ramah iseng-iseng menawarkanku ikut rapat tertutup itu. Ternyata beliau
serius ingin aku hadir. Dan di sanalah, di ruang kerjaku yang sudah lama tak ku
pakai lagi untuk bekerja aku dikuliti oleh suara beliau. Wkwkw lebayy..
Di saat giliran
beliau yang menyampaikan suara-suaranya, di sinilah aku mendapatkan banyak
suntikan motivasi. Inilah saatnya, memang waktuku tak lama lagi (apaan kayak
mau ke alam sana aja, hikz hikz), tapi akan kumanfaatkan seefisien mungkin.
Untuk tahun ajaran berikutnya sepertinya aku sudah tidak diperkenankan lagi menjadi
ketua OSIM, dan memang seharusnya aku harus mundur, biarkan nanti kuserahkan ke
adik-adik kelas untuk me“LANJUTKAN IKHTIAR”. Namun walaupun posisiku
sudah terkudeta, aku akan tetap bekerja lebih keras lagi untuk membayar
kebodohanku selama ini, mengusung dari belakang kayaknya lebih baik.
SUDAH SAATNYA MADRASAH ALIYAH DARUL KAMAL MAMPU BERSAING BERSAMA
JAJARAN SEKOLAH-SEKOLAH MAJU. GUNG HO!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)